Senin, 10 Agustus 2015

Ketika perasaan beradu argument dengan logika.

Ketika perasaan beradu argument dengan logika, entah apa yang sedang ku rasa, semua serasa membingungkan.  Bingung, karena si perasaan tetep kukuh memilih bertahan padahal sudah berapa kali hati ini harus menahan perihnya di sakiti dengan berlahan. Dan disaat itu si logika memberontak untuk pergi dan melepaskan dirinya. “BODOH!” kata logika jika bisa berbicara.

Aku benci situasi dan kondisi seperti ini, benci dimana harus memilih mana yang benar dan mana yang salah. Aku tak mau hal bodoh yang ku pilih, dan aku juga tak mau merelakan orang yang aku sayangi pergi dan meninggalkan.

Memang kita sudah tak ada ikatan, tak ada lagi hak satu sama lain, tapi mengapa perasaan ini tetap ingin dirimu. Aneh. Sepertinya benar kata si logika, Aku memang manusia bodoh. Tapi mungkin saat ini aku masih mengikuti si perasaan. Karena aku tak mau kesalahan fatal yang ku pilih.

Kemarilah jika kamu telah lelah menjelajah, kemarilah jika kamu sudah bingung untuk hijrah mencari bahagia, kemarilah jika kamu benar-benar ingin memulai cerita kembali bersamaku. Kemarilah, aku disini menunggumu dengan keringat mengucur dan air mata mengalir melewati pipi dan jatuh membasahi semesta ini,

                                                                                                                               

Dariku, manusia bodoh. Untukmu, yang menyakiti dan yang ku nanti.
Read More