Minggu, 17 Maret 2019

Seseorang itu kamu.


Terimakasih telah menjadi orang yang pertama memberi sapa semangat dengan ucapan lewat pesan ponsel berupa; “hai, selamat pagi. Semangat, jangan kalah dengan hari ini!” hampir setiap paginya. Sapaan yang tiba-tiba berubah jadi salah satu alasan aku termotivasi menjadi kuat atas masalah-masalah yang akan aku hadapi. Ternyata benar, ucapan mesra di pagi hari dari seseorang yang kita tunggu bisa merubah semuanya, terlebih khusus untuk memulai hari. Dan itu aku dapatkan, dari kamu. Bahagianya.

Aku masih belum percaya kita bisa sedekat ini, sedekat sekarang, sedekat yang dulu aku inginkan. Dulu tegur sapamu begitu mahal dan terbilang sulit didapatkan. Sekarang begitu beruntungnya aku mendapatkan cerita harimu lebih awal; kekesalan pada tugas kuliah hingga sedihnya kamu karena bm dirimu yang belum tepenuhi. Aku dapatkan keluh kesal itu, dan kamu jadikan aku orang pertama yang mendengarkan itu semua.

Sekarang kamu telah menjadi pengingat ketika aku lupa akan semesta. Mengingatkan untuk tidak terlalu boros pada suatu hal, mengingatkan agar aku selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, dan mengingatkan kalau aku bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semuanya kamu ingatkan yang sebelumnya terkadang aku lupa dengan itu semua. Iya, denganmu aku lebih baik. Sampai saat ini.

Sepertinya aku perlu mengucapkan beribu terimakasih kepada Tuhan atas jalan cerita yang bahagia ini, dan jutaan rasa syukur yang harus dipanjatkan karena bisa sebaik sekarang dengan dirinya menjadi alasan. Terimakasih, Tuhan.

Seseorang itu kamu, karena kamu, dengan kamu.



Read More