Sabtu, 10 Januari 2015

Pertemuan yang begitu singkat

Disaat aku bertemu denganmu, aku sudah merasakan hal yang berbeda. Rasa yang beda disaat disampingmu. Entah, akupun tak mengerti bisa seperti itu. Awalnya kita bertemu begitu indah disebuah halte, disaat itu kamu sedang menunggu angkutan umum sambil memegang ponselmu. Dan disaat itu juga aku sedang menunggu temanku untuk menjemputku disebuah halte yang sama. Aku merasakan hal yang berbeda saat. Rasanya beda jika bertemu dengan orang lain. Berselang beberapa saat kamu pergi dengan mobil angkutan umum dengan jurusan yang selalu ku ingat sampai saat ini.

Keesokan kalinya aku mencari tentang mu melalui teman-temanku, meski saat itu teman-temanku tak tahu siapa dirimu. akan tetap aku tetap berusaha mencari tentang dirimu. Begitu lelah memang, tapi mengapa perasaan ini begitu penasaran ingin kenal dengan mu. Dan setidaknya mengetahui siapa namamu saat itu.

Ponselku berbunyi, setelah kulihat hanya notif dari social media yaitu burung biru. Iya twitter.. akupun iseng melihat timeline ditwitter, dan aku melihat teman lamaku sedang mentions-an dengan seoarang cewek. Entah, mengapa perasaan ini penasaran dengan orang yang dimentions dengan teman lamaku. Setalah ku zoom-in avatarnya, ternyata tidak salah lagi. Dia adalah seorang yang sedang kucari. Dia yang membuat penasaran. Dia yang membuat rasa yang begitu berbeda. Akupun memberanikan diri untuk meminta nomor ponselnya meski melalui teman lamaku. Setalah dapat mendapatkan nomor ponselnya aku mencoba mengirimnya pesan singkat. Semakin lama semakin dekat dan semakin nyambung jika sedang berchating-an dengannya. Akupun mengajaknya untuk bertemu disebuah café disebuah mall. Akhirnya kita berkenalan resmi dengan langsung. Dengan seiringnya waktu, hubungan kita semakin dekat dan aku mencoba mengungkapkan apa yang kurasa selama ini. Rasa ingin bersamanya.

Aku mengajaknya bertemu di sebuah café yang sama saat kita berkenalan resmi disaat itu. Aku duduk dikursi dan memesan sebuag coffe hangat sambil menunggu. Aku bertanya pada diri sendiri “kok dia lama banget sih? Tumbenn.” Setelah hampir habis coffe yang ku pesan dia datang bersama seorang cowok. Aku kaget “Itu siapa yak? Semoga aja hanya temannya!” dia pun menghampiriku dan berkata “lama yak? Hehe.. maaf yak.” “hehe iya gapapa kok” jawab diriku. Dia pun mengalkan seoarang cowok yang diajaknya. “oiya, kenalin ini pacar aku.” Begitu sakit rasanya saat itu. Sakit sekali. Mungkin saat itu hati serasa hancur. Serasa ditusuk pensil yang baru diraut. Tapi disaat itu aku menggunakan jurus fake smile (senyum palsu). “hi, gua coeg” kata cowoknya dia “hi, gua irpan.” Karena terasa gak kuat aku memutuskan untuk pergi setalah berbincang selama 30 menit.

Setalah kejadian itu, aku lost contact dengan dia. Aku mencoba ikhlas walau berat. Kan kuingat selalu pertemuan singkat yang begitu indah saat itu.

Dari aku yang pernah menganalmu.
Read More

Kan kuingat dirimu.

Lama terasa sudah lama kita tak bertemu. Masih terlintas jelas raut wajah mu. Wajah yang begitu lucu saat dirimu tertawa. Ingin sesekali aku melepas rindu walau hanya sebentar setidaknya hanya berdua denganmu. Disini aku termenung, terdiam dalam diam, Menunggu tuk bertemu. Masih ingat aroma parfum mu. Aroma yang sangat khas darimu. Aroma yang sering ku hirup saat bersamamu. Masih teringat ucapan dirimu dulu. Ucapan kemarahanmu  jika aku melakukan sesuatu hal yang salah. Dirimu yang bawel jika aku tak menuruti mau mu. Ngeselin memang tapi aku tau maksud tari kebawelan kamu hanya untuk kebaikanku. Perhatianmu sangat kurindukan, sayang.

Aku tak tahu mengapa kita bisa berpisah. Kita yang dulu bersama. Kita yang dulu sering mengucapkan kata sayang saat berpesan lewat ponsel maupun saat kita berdua. Kita yang dulu sering memanggil dengan nama panggilan yang aneh dan lucu. Kita yang dulu telah berbeda dengan kita yang sekarang. Sudah berlalu memang, kadang ku sesali. Sering sekali logika berkata “Ngapain sih mikirin dia! Dia aja gak pernah mikirin kamu! Ayoo cari yang baru bikin dia menyesal telah kehilangan kamu!” tetapi mengapa perasaan ini selalu tak ingin kau jauh. Perasaan yang ingin sekali kamu disampingku. Mungkin kenyamanan yang dulu ku beri sulit untuk dihilangkan. Bukan salahmu, tapi salah mengapa rasa ini ada dalam perasaanku. Rasa kenyamanan dirimu yang dulu kamu beri. Meski kita sudah tak lagi bersama dan mengucap kata sayang.

Mungkin dalam hal melupakan kenangan dirimu aku cemen, aku tak bisa. Sekali pun bisa mungkin itu hanya sesaat. Saat tertawa bersama dengan teman-temanku aku bisa melupakanmu. Tapi, entah mengapa disaat aku sendiri. Disaat aku termenung. Kepala ini selalu memikirkan mu. Ingin rasanya melepas rindu ini. Setidaknya mendengar suaramu, walau itu hanya melalui ponsel. Sulit memang melupakan dirimu yang dulu pernah memberi kenyamanan yang begitu nyaman disaat bersamamu. Tapi kan kurelakan dirimu walau hati ini sakit. Kan ku ikhlaskan dirimu meski hati ini tak ingin melakukannya. Semua kenangan dirimu kan kuingat selalu, sayang.
Read More