Disaat aku bertemu denganmu, aku sudah merasakan hal yang berbeda. Rasa yang
beda disaat disampingmu. Entah, akupun tak mengerti bisa seperti itu. Awalnya
kita bertemu begitu indah disebuah halte, disaat itu kamu sedang menunggu
angkutan umum sambil memegang ponselmu. Dan disaat itu juga aku sedang menunggu
temanku untuk menjemputku disebuah halte yang sama. Aku merasakan hal yang
berbeda saat. Rasanya beda jika bertemu dengan orang lain. Berselang beberapa
saat kamu pergi dengan mobil angkutan umum dengan jurusan yang selalu ku ingat
sampai saat ini.
Keesokan kalinya aku mencari tentang mu melalui teman-temanku, meski saat itu teman-temanku tak tahu siapa dirimu. akan tetap aku tetap berusaha mencari tentang dirimu. Begitu lelah memang, tapi mengapa perasaan ini begitu penasaran ingin kenal dengan mu. Dan setidaknya mengetahui siapa namamu saat itu.
Ponselku berbunyi, setelah kulihat hanya notif dari social media yaitu burung biru. Iya twitter.. akupun iseng melihat timeline ditwitter, dan aku melihat teman lamaku sedang mentions-an dengan seoarang cewek. Entah, mengapa perasaan ini penasaran dengan orang yang dimentions dengan teman lamaku. Setalah ku zoom-in avatarnya, ternyata tidak salah lagi. Dia adalah seorang yang sedang kucari. Dia yang membuat penasaran. Dia yang membuat rasa yang begitu berbeda. Akupun memberanikan diri untuk meminta nomor ponselnya meski melalui teman lamaku. Setalah dapat mendapatkan nomor ponselnya aku mencoba mengirimnya pesan singkat. Semakin lama semakin dekat dan semakin nyambung jika sedang berchating-an dengannya. Akupun mengajaknya untuk bertemu disebuah café disebuah mall. Akhirnya kita berkenalan resmi dengan langsung. Dengan seiringnya waktu, hubungan kita semakin dekat dan aku mencoba mengungkapkan apa yang kurasa selama ini. Rasa ingin bersamanya.
Aku mengajaknya bertemu di sebuah café yang sama saat kita berkenalan resmi disaat itu. Aku duduk dikursi dan memesan sebuag coffe hangat sambil menunggu. Aku bertanya pada diri sendiri “kok dia lama banget sih? Tumbenn.” Setelah hampir habis coffe yang ku pesan dia datang bersama seorang cowok. Aku kaget “Itu siapa yak? Semoga aja hanya temannya!” dia pun menghampiriku dan berkata “lama yak? Hehe.. maaf yak.” “hehe iya gapapa kok” jawab diriku. Dia pun mengalkan seoarang cowok yang diajaknya. “oiya, kenalin ini pacar aku.” Begitu sakit rasanya saat itu. Sakit sekali. Mungkin saat itu hati serasa hancur. Serasa ditusuk pensil yang baru diraut. Tapi disaat itu aku menggunakan jurus fake smile (senyum palsu). “hi, gua coeg” kata cowoknya dia “hi, gua irpan.” Karena terasa gak kuat aku memutuskan untuk pergi setalah berbincang selama 30 menit.
Setalah kejadian itu, aku lost contact dengan dia. Aku mencoba ikhlas walau berat. Kan kuingat selalu pertemuan singkat yang begitu indah saat itu.
Dari aku yang pernah menganalmu.
Keesokan kalinya aku mencari tentang mu melalui teman-temanku, meski saat itu teman-temanku tak tahu siapa dirimu. akan tetap aku tetap berusaha mencari tentang dirimu. Begitu lelah memang, tapi mengapa perasaan ini begitu penasaran ingin kenal dengan mu. Dan setidaknya mengetahui siapa namamu saat itu.
Ponselku berbunyi, setelah kulihat hanya notif dari social media yaitu burung biru. Iya twitter.. akupun iseng melihat timeline ditwitter, dan aku melihat teman lamaku sedang mentions-an dengan seoarang cewek. Entah, mengapa perasaan ini penasaran dengan orang yang dimentions dengan teman lamaku. Setalah ku zoom-in avatarnya, ternyata tidak salah lagi. Dia adalah seorang yang sedang kucari. Dia yang membuat penasaran. Dia yang membuat rasa yang begitu berbeda. Akupun memberanikan diri untuk meminta nomor ponselnya meski melalui teman lamaku. Setalah dapat mendapatkan nomor ponselnya aku mencoba mengirimnya pesan singkat. Semakin lama semakin dekat dan semakin nyambung jika sedang berchating-an dengannya. Akupun mengajaknya untuk bertemu disebuah café disebuah mall. Akhirnya kita berkenalan resmi dengan langsung. Dengan seiringnya waktu, hubungan kita semakin dekat dan aku mencoba mengungkapkan apa yang kurasa selama ini. Rasa ingin bersamanya.
Aku mengajaknya bertemu di sebuah café yang sama saat kita berkenalan resmi disaat itu. Aku duduk dikursi dan memesan sebuag coffe hangat sambil menunggu. Aku bertanya pada diri sendiri “kok dia lama banget sih? Tumbenn.” Setelah hampir habis coffe yang ku pesan dia datang bersama seorang cowok. Aku kaget “Itu siapa yak? Semoga aja hanya temannya!” dia pun menghampiriku dan berkata “lama yak? Hehe.. maaf yak.” “hehe iya gapapa kok” jawab diriku. Dia pun mengalkan seoarang cowok yang diajaknya. “oiya, kenalin ini pacar aku.” Begitu sakit rasanya saat itu. Sakit sekali. Mungkin saat itu hati serasa hancur. Serasa ditusuk pensil yang baru diraut. Tapi disaat itu aku menggunakan jurus fake smile (senyum palsu). “hi, gua coeg” kata cowoknya dia “hi, gua irpan.” Karena terasa gak kuat aku memutuskan untuk pergi setalah berbincang selama 30 menit.
Setalah kejadian itu, aku lost contact dengan dia. Aku mencoba ikhlas walau berat. Kan kuingat selalu pertemuan singkat yang begitu indah saat itu.
Dari aku yang pernah menganalmu.