Minggu, 14 Juni 2015

Terimakasih pernah ada.

Untukmu, terimakasih sudah pernah ada dalam kisah kecil yang pernah kita buat bersama, saat itu kita adalah pemeran utama-nya, walau pada akhirnya kisah kita selesai dengan begitu tragis, mungkin bagiku.

Sekarang, tak ada lagi saling sapa, saling menanyakan kabar, hingga tak ada lagi kata menyuruh agar tidur tidak larut malam. Tak ada lagi.

Kini kamu dengan dirinya, membuat kisah yang begitu bahagia. Walau aku di sini sedang bersama beberapa lembar kenangan kita dulu, sambil mengingat perpisahan yang terjadi saat itu. Kita sama-sama mementingkan ego saat itu, tapi apalah, penyesalan memang datangnya terlambat.

Sesekali jika rindu ini menerpa, aku tengok beberapa photo album kita dulu, dan seketika aku berkata dalam hati “ya tuhan, aku rindu dia.” Kemudian beberapa tetes air jatuh dari mata membasahi pipi yang dulu pernah kamu cubit.

Sudahlah, aku hanya orang bodoh nan tolol yang masih berharap kamu datang kembali untuk melanjutkan kisah yang sudah terjalin dulu. Berbahagialah dengannya, biarkan aku di sini menjadi pecandu rindu. Dan terimakasih pernah ada. Disini, aku rindu kamu, sayang.

0 komentar:

Posting Komentar