Sabtu, 28 Oktober 2017

Menjadi Aku

Malam semakin larut. Tak sadar rindu mulai menyusup, entah dari mana dia masuk. Lagi lagi aku tenggelam oleh dinginnya malam, oleh heningnya sepi. Masih teringat bagaimana dekatnya kita, dimana kita masih berada di fase yang aku suka. Belum sejauh ini tentunya. Sekarang kita bak orang tak kenal, tak ada tegur sapa, padahal untuk menanyakan kabarmu saja sebenarnya aku ingin, keadaan yang menyuruhku menahannya.


Menjadi aku, jika boleh berandai, aku ingin kau menjadi diriku. Menunggu kabar walau tak tau kabar itu akan diberi. Mengingkan memperbaiki moodnya yang berantakan walau bukan dirimu alasannya. Dan banyak lagi hal-hal yang aku rasakan, yang begitu sulit dijalankan tapi masih aku pertahankan. Berlebihan? Iya. Dan aku ingin kau menjadi aku. Agar kau merasakan setidaknya sedikit saja.

Menaruh perasaan tapi diabaikan, memang menyakitkan.
Read More

Senin, 05 Juni 2017

Kamu itu menyebalkan.

Terlalu banyak draft yang tidak menjadi karya tulis yang ku buat. Maaf, kali ini aku menyalahkanmu. Sebegitu beraninya aku menuduh dirimu, maaf. Jika kau perlu bukti, draft yang ku buat adalah bukti nyatanya. Bagaimana bisa, ketika aku sedang merasa bahagia dengan hari itu, esoknya kau buat diriku merana dalam sendu. Di saat aku ingin menulis kebahagiaan bersamamu, seketika semuanya berubah, berantakan, menjadi tak nyambung dari paragraf ke paragraf, itu karena ulahmu.

Aku tau, kau bisa saja mengelak, membantah, hingga balik menyalahkan diriku. Aku paham, aku bukan siapa-siapa mu. Bukan seseorang yang mempunyai hak untuk mengingatimu agar tidak terlalu sering meminum kopi, dan juga tak punya hak untuk menyuruhmu menghilangkan kebiasanmu; hilang tanpa kabar dalam sekejap.

“Kamu itu nyebelin!” kalimat yang tersirat jika kebiasaanmu tiba-tiba  datang kembali, kita yang sedang asik bertukar cerita dan semuanya berubah. Iya, bukan salahmu. Setelah aku sadari, aku tak pantas menyalahkan semua ini kepadamu.

Perasaan ini tak karuan dibuatmu, seakan kau suruh aku berlari dan kemudian kau paksa aku berhenti. Iya, bodohnya aku selalu nurut. Aku tak paham lagi, apakah aku harus mundur teratur atau maju dikuat-kuatin?


Percayalah, sampai saat ini, masih dirimu.
Read More

Rabu, 19 April 2017

01:37

Raga ini masih ada dan nyata
Rasa ini juga masih ada dan sama
Kita memang sudah tak sedekat dulu
Ketika itu
Di saat engkau masih memberi ucapan mesra kepadaku
Ucapan yang memaksa raga ini terlelap
Ucapan yang membuat mimpi-mimpi indah mendekap
Pada raga ini

Aku ingin menidurkan raga ini
Tidak
Tidak sekarang
Nanti
Iya nanti ketika kamu hilang dari ingatan ini
Ah tetapi
Mana mungkin itu terjadi
Aku benci
Ketika semua sudah menghampiri
Kenanganmu itu yang terus menghantui

Aku tak paham dengan tulisan ini
Tetapi percayalah
Aku benar-benar mengingat kembali
Bersamamu
Yang membuat rindu menjadi candu
Yang membuat aku berhenti melangkah
Yang membuat aku percaya akan bahagia
Yang pada akhirnya hadiah kecewa
Yang ku dapat
Read More

Minggu, 02 April 2017

Aku iri dengan hal-hal yang ada di dekatmu.

via tumblr



Aku iri dengan buku yang sedang kau genggam. Curang, ia sangat leluasa menerima hangatnya telapak tanganmu.

Aku iri dengan gadgetmu, benda yang selalu kau lihat setiap beberapa saat dan selalu kau bawa, ada di dekatmu.

Aku iri dengan cermin yang sering kau keluarkan dari tasmu. Karena ia bisa melihat wajahmu sepuasnya dalam keadaan apapun, selagi itu bahagia atau mood dirimu yang sedang berantakan.

Aku iri dengan teman dekatmu. Ini memang aneh, iya tapi aku iri, mereka selalu dapat sapamu, ceritamu, dan bahagiamu lebih awal.

Aku iri dengan langit-langit yang ada di kamarmu. Iri, sangat! Karena ia bisa seenaknya tanpa izin melihat wajahmu yang lucu ketika tidur.


Masih banyak hal yang membuat aku iri, sebenarnya. Aku iri karena sampai saat ini aku hanya bisa memandangmu dengan cara mencuri secara diam-diam. Hanya bisa menahan, menahan semuanya yang semestinya harus dikeluarkan. Lucunya, aku selalu melakukan ini, malah seharusnya ini sudah masuk dengan kategori hobby. Memandangmu dari kejauhan ialah kebiasaan yang telah menjadi hobby-ku, setiap harinya.
Read More

Rabu, 25 Januari 2017

Alasan mengapa kangen dan memikirkan seseorang ketika dini hari lebih asik

Emang sih kangen nggak kenal waktu, mau kapan itu kalo udah kangen ya kangen aja. Tapi percaya nggak kalo kangen di waktu dini hari itu lebih asik? aku pernah terlalu percaya tapi ujungnya dikecewakan, bang!!! Iya kalem sist, kalem... sabar mungkin ini ujian. Kalo kamu nggak percaya, cobain aja, kalo bisa sambil dengerin lantunan musik yang sedang mewakili perasaan kamu, beh, asik bet. Makin kangen iya dah.

Tumblr


Rindu atau kangen adalah... ah nggak usah dijelasin deh, kamu juga udah pasti tau.



            1.  Suasananya Tenang

Karena kalo di dini hari kamu bisa memikirkan dia secara khusyuk, nggak ada gangguan; Denger adek nangis, disuruh nyuci piring, disuruh masukin motor, disuruh grebek tempat maksiat, pokoknya banyak dah yang ngegangguin. Gimana ya, lagi asik kangenin dia tiba tiba kejadian barusan terjadi, kentang banget kangennya. Maka dari itu suasana tenang mendukung banget buat kamu yang lagi kangen.

 2. Stalking dengan Bebas

Mungkin stalking udah jadi hobby bagi kamu yang suka tiba-tiba kangen sama dia. tapi jika kamu ngelakuinnya di dini hari, kamu bisa secara bebas stalkingin dia, rasa penasaran kamu juga bakal meningkat sekitar 15% menurut penelitian University of Everton. Oiya, keuntungan lainnya kamu bisa bebas stalkingin dia tanpa mikirin kuota karena ada paket internet dari jam 12 malem sampai jam 6 pagi, nah di sini kamu bisa bebas menjelajahi akun sosial media dia.


 3.    Doa-doa bertebaran

Karena setiap ada sebuah rindu, di situ ada doa yang terselip. Level tertinggi dari kangen itu bertemu, dan di bawahnya mendoakan. Jika kamu belum bisa mencapai sebuah temu, doa-lah yang paling ampuh. Ampuh untuk mengadu kepada Maha Pencipta bagaimana perasaanmu saat ini, apalagi ketika kamu terbangun di sepertiga malam, setelah itu mengambil wudhu dan ber-Tahajud di depan sajadah. Karena ketika kamu hanya punya rindu, kamu hanya bisa mendoakan dia dari jauh. Berharap dia baik-baik saja sudah cukup, apalagi sampai bisa bertemu dia, setidaknya untuk bertegur sapa.


"Tapi tak selalu ketika dini hari datang aku merindu-mu. sekarang dini hari, dan ternyata kalimat pertama itu salah."
Read More

Selasa, 24 Januari 2017

It’s Always You...

Setiap manusia mempunyai rasa jenuh, rasa bosan, dan ingin suatu hal yang baru. Mereka bisa saja berfikir secara cepat tanpa memikirkan apa yang akan terjadi ketika mulai merasakan itu semua. Aku juga bisa atau akan merasakan itu, dan aku yakin kamu pun akan mengalaminya. Mengalami perubahan yang kita tidak inginkan, perubahan yang membuat salah satu kita merasa ada yang beda, dan kemudian membenarkan ego kita masing-masing yang membuat itu terpecah belah. Semestinya jangan sampai itu terjadi. Karena untuk sekarang atau entah kapan itu, aku masih ingin kamu, aku masih butuh kamu, hal-hal kecil yang kamu buat yang terkadang membuat kesenangan dalam batin ini.


Aku harap kamu masih dan akan di sini, Aku harap kita selalu bersama hingga titik dimana kita dipisahkan, pesan untukmu, kamu jangan berubah, ya... sayang.
Read More

Selasa, 10 Januari 2017

Kita saling membahagiakan tapi tak ada kesepakatan

Hingga saat ini, aku selalu merasa nyaman, dan tenang ketika dekatmu. Bukankah kau seperti itu juga? Aku rasa iya. Kita memang saling ada, kau ada ketika aku merasa jenuh menghadapi semesta, dan sebaliknya. Jika boleh meminta kepada Sang Pencipta, aku selalu ingin ini terus tercipta kepada kita berdua. Bahagia, pastinya...

Aku pernah berfikir, kita bak sepasang kekasih ketika sedang mengawali sebuah hubungan; selalu manis, tak mempunyai beban dan selalu merasa nyaman. Padahal kita belum memiliki kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan. Kita masih berteman pada hakikatnya, tapi aku selalu merasa kau lebih dari seorang teman.

Entah sebagaimana kelanjutannya, kita semakin dekat atau akan berlahan menjauh karena salah satu dari kita mulai merasa bosan, dan kau mulai mempunyai alasan lain untuk tersenyum, yaitu orang baru.

Iya memang kita belum ada kesepakatan, aku tidak bisa melarang kau, beginilah rasanya mempunyai teman rasa pacar. Bahagia tanpa memikirkan hal-hal yang ada dalam hubungan, tapi kau juga bisa pergi seenaknnya.
Read More