Malam ini, aku terjerat rindu kembali sambil ditemani secangkir kopi yang mulai mendingin dan lantunan musik dari musisi legenda Indonesia, iya Iwan Fals dengan lagu yang berjudul yang terlupakan. Begitu khitmad rindu ini, rindu yang selalu datang dengan sendirinya ketika senja mulai hilang.
Bagaikan kebiasaan sehari-hari, rindu sudah jadi tradisi.
Banyak kenang-mu yang kurindukan, moment bersamamu, saat kamu tertawa lepas di
depanku, saat kamu merengek manja denganku, masih tergambar jelas itu semua.
Aneh, mengapa rindu ini selalu hadir. Apakah hati ini rindu
dengan hadirmu? Atau hanya ingin
mengingat kenangan-kenangan yang berceceran di kepalaku? Jawaban yang belum ku
temui sampai saat ini.
Rindu, yang membuat candu dalam kalbu, yang membuat hobby
baru dalam hidupku. Dan Yang kutakutkan rasa ini datang kembali, aku takut. Bukan
takut tuk memulai cerita kembali tapi takut kita berpisah lagi, perpisahan yang
membuat semuanya menjadi hilang dan terlupakan.
Apakah kamu tahu? Jikalau rindu ini memuncak dan tak kuat
menahannya, banyak air mata yang berjatuhan. Seperti mendung yang begitu lama,
dan ketika hujan, semuanya turun dengan cepat dan deras. Apakah kamu peduli?
Tak mungkin, tuk tahu pun kamu tak ingin, bagaimana tuk peduli.
Semua kenangmu, masih ada. Tapi aku harap aku bisa lupa,
agar hujan deras membasahi pipi tak ada lagi, agar aku tak menjadi manusia
bodoh yang menangismu padahal dirimu saja sedang tertawa bahagia bersamanya.
Aku ingin rindu ini hilang, walau susah tuk dilupakan.
Kutulis beberapa kalimat ini dengan air mata yang sesekali
menetes melewati pipi yang dulu pernah kau cupit.
Dariku, Pecandu Rindu.
0 komentar:
Posting Komentar