Selamat malam buat kamu yang disana. Hi, aku tahu kok kamu
sedang bahagia dengan dirinya. Maka-nya aku gak nanya kabar kamu. Hehehe. Masih
ingat aku? Mungkin tidak. Ya, jawabanku bukan pesimis melainkan kenyataan
sekarang, aku tau kamu lagi di jenjang masa hangat-hangatnya bersama dia. Masa
yang dulu kita alami juga. Masa dimana ego dan bosanmu belum menyerang. Masa
dimana kita semesra Koran dan kopi di pagi hari.
Kini aku di sini sadar diri, sadar atas kenyataan sekarang
bahwa aku bukan siapa-siapamu lagi. Tak ada hak untuk cemburu, bahkan tak ada
hak lagi menyuruh dirimu agar tak tidur pagi.
Sekarang kita telah jauh, walau bukan jarak penyebabnya,
tapi keadaan. Keadaan yang menyuruh aku berbuat semua ini. Dan aku di sini
hanya bisa merindumu, meratapi kepergianmu, mengenang sebagaimana kisah yang
dulu kita pernah jalani.
Dengan lantunan musik, sepenggal puisi, dan beberapa
kalimat, air mata ini sering sekali jatuh tak sengaja. Itu semua kejadian yang
selalu terjadi dikala aku sangat merindumu. Ketika perasaan tak kuat lagi
menahan semuanya, ketika raga sangat ingin memeluk hangat dirimu. Dan ketika
itu aku hanya bisa berkata “I miss you…” dalam hati yang pernah kau isi.
Dan saat ini waktu
terus berjalan, tapi aku tetap jatuh padamu, tetap merindu dirimu, Rindu yang
sama sekali tak pernah kamu balas. Jangankan tuk dibalas, tuk peduli pun kamu tak
mau. Jangakan tuk peduli, tuk tau pun
kamu enggan. Bodohnya diriku, melakukan aktivitas yang sangat membuang-buang
waktu dan menjadi hobiku setiap hari.
Entah sampai kapan ini semua terjadi, aku belum lelah sampai
saat ini. Dan harap ku masih sama; semoga kamu baik-baik saja di sana.
Aku butuh pelukmu, sayang.
0 komentar:
Posting Komentar