Sudah lama kita berpisah, tapi kamu masih dalam jiwa. Aku
ingin sekali melupa, meski sebenarnya aku masih mencinta.
Beberapa hari ini aku mencoba melakukan melupakanmu, mencoba
menjauh, dan tak mencari kabarmu. Aku lelah mengikuti perasaan ini, perasaan
yang selalu mengharapkanmu datang kembali. aku ingin seperti pelangi, datang
di kala hujan hilang. Dan aku ingin juga seperti senja, bahagia walau tenggelam.
Tubuh ini selalu menyerah ketika aku sedang sepi-sepinya tiba-tiba
pikiran ini mengenangmu, merindumu, dan meminta jemari ini untuk mencarimu,
setidaknya melihat kabar dirimu sekarang. Ya, padahal aku tahu kalo kamu sedang
bahagia-bahagianya dengan dirinya yang kamu anggap sempurna, seseorang yang
kamu idam-idamkan, tak seperti aku ini yang penuh dengan kesederhanaan.
Membencimu adalah keinginanku, karena bagiku itulah cara
satu-satunya agar aku bisa melupa semua kenangmu, kenangan kita dulu yang
manis, bahagianya kita dulu sebelum dia datang dan merobohkan istana yang bagi
kita mewah. Tapi, entah mengapa, semakin aku membencimu semakin aku mencinta
denganmu.
Aku benci di posisi saat ini, dimana apa yang aku lakukan
selalu salah.
0 komentar:
Posting Komentar