Selasa, 06 Oktober 2015

Kita kian menjauh.

Semakin jauh, itulah keadaan kita saat ini. Tak seperti dulu, dulu kita sedekat cangkir dan buku dikala para pecandu rindu sedang asik membaca.

Apa yang membuat kita jauh? Hah? Ya, keadaan. Keadaan yang menutut ini aku melakukan hal yang paling aku benci saat ini, jauh padamu. Belum lama padahal kita saling menguatkan, bersedia mengingatkan satu sama lain, menebar tawa,dan menghilangkan kesunyian. Entah, waktu membuat semuanya cepat berlalu, dan tak mungkin arah jarum jam berputar ke kiri, dan kini aku di sini hanya bisa mengenangmu, dan menyelipkan doa di kala rindu sedang di puncaknya.

Sempat berfikir seseorang itu kamu, sebelum kita sejauh ini. Tiba-tiba saja kita dipertemukan oleh waktu, kita semakin dekat, merasa nyaman, dan ketika itu aku merasa jatuh padamu. Aku bahagia di saat kita membicarakan keseharian kita sebagai topic pembicaraan, dan sesekali menebar perhatian yang membuat mulut ini tersenyum membacanya.

Semakin hari, semakin jauh jarak kita. Semuanya terasa cepat, tak terasa kita sudah tak sedekat dulu, tak terasa kita sudah tak lagi bertukar pikiran. Tak terasa.


Kini kamu telah sepakat tuk meninggalkanku dalam kesunyian, sendirian, dan gelap. Menenggelamkanku pada laut yang mempunyai dasar paling dalam. Menghancurkan kesempatan melihat istana yang begitu mewah siap didirikan. Aku tahu itu memang mau mu, aku tak bisa memaksa kehendak itu. aku hanya ingin berterima kasih padamu, yang dulu sempat mengisi hari kita dengan bahagia, terimakasih juga atas nyamanmu, semoga kamu bahagia dengan mau mu, di sini aku masih mengenangmu, sayang.

0 komentar:

Posting Komentar